Pada malam itu, Fery bertengkar
dengan ibunya.
Karena sangat marah, Fery segera
meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Saat berjalan di suatu jalan, ia
baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia
melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.
Ia ingin sekali memesan semangkuk
bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Fery berdiri
cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nak, apakah engkau ingin memesan
semangkuk bakmi?”
” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang”
jawab Fery dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan
mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan
bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai
itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Fery segera makan beberapa suap,
kemudian air matanya mulai berlinang.
“Ada apa nak?” Tanya si pemilik
kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu
jawab Fery sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal
pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…
ibuku sendiri, setelah bertengkar
denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali
lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal,
tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”
katanya kepada pemilik kedai
Pemilik kedai itu setelah mendengar
perkataan Fery, menarik nafas panjang dan berkata
“Nak mengapa kau berpikir seperti
itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu
terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat
ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar
dengannya”
Fery, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal
tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih,
tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak
memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku
bertengkar dengannya.
Fery, segera menghabiskan bakminya,
lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Saat berjalan ke rumah, ia
memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah,
ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.
Ketika bertemu dengan Fery, kalimat
pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Fery kau sudah pulang, cepat masuklah,
aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan
akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”
Pada saat itu Fery tdk dapat menahan
tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
“Hormatilah ayahmu dan ibumu,
seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu
dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.
0 komentar:
Post a Comment