Unordered List

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Latihan Ujian Berbasis Komputer

Langsung Saja KLIK disini.

Bocoran Ujian Tahun ini

kunci Bocoran Ujian Tahun ini

Wednesday 14 May 2014

Lebih Mulia dari Ka’bah




Apakah kau tahu, siapa yang lebih mulia dari tempat yang kau kunjungi ini (Ka’bah)?

Pada suatu hari, saat Bisyr berkunjung ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji, ia bertemu Rasul Saw. dalam mimpinya.
Dalam mimpi itu, Rasul berkata padanya, “Bisyr, tahukah engkau mengapa Allah lebih memilihmu menjadi tamu kehormatan-Nya (haji) ketimbang memilih lainnya yang hidup sezaman denganmu?”
“Tidak, wahai Rasul,” jawab Bisyr.
“Itu karena engkau mengikuti sunnahku, mencintaiku, dan mencintai ahlulbaitku.”
Mendengar itu, Bisyr tersenyum. Betapa bahagia hatinya ketika tahu dirinya menjadi orang yang dipilih Allah untuk mengunjungi rumah suci-Nya.
Kemudian, Rasul kembali berkata, “Tahukah engkau mengapa Allah mengangkat derajatmu ke posisi yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang hidup di zamanmu?”
Bisyr menjawab, “Tidak, wahai Rasul.”
“Itu karena engkau menghormati semua makhluk Allah, dan memberi nasihat baik kepada sesama manusia.”
Bisyr kembali tersenyum, seraya melontarkan tanya, “Wahai Rasul, lantas mengapa aku dipilih untuk bertemu denganmu?”
“Apakah kau tahu, siapa yang lebih mulia dari tempat yang kau kunjungi ini (Ka’bah)?” tanya Rasul, tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang tamu Allah.
Sejenak Bisyr tampak berpikir, lalu berkata, “Tidak, wahai Nabi Allah,”
“Sesungguhnya, tempat yang kau kunjungi itu (Ka’bah) sangat indah luar biasa. Betapa wangi aromanya, betapa besar nilainya dan besar kehormatannya. Namun, demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kehormatan seorang mukmin jauh lebih besar di sisi Allah dibanding Ka’bah, baik kehormatan harta maupun darah (jiwa)nya.”
“Dan, kau terpilih karena itu. Karena engkau telah menjaga kehormatan saudaramu sesama makhluk Allah,” lanjut Rasulallah.
“Apa yang telah aku lakukan, sehingga aku termasuk memuliakan kehormatan sesama makhluk Allah?” tanya Bisyr, penuh ingin tahu.
“Selama ini kau telah menjaga aib (kejelekan) saudaramu sesama manusia,”
------
Bayangkan, Bisyr dipilih Allah untuk menjadi salah seorang yang mulia dan diberi kesempatan bertemu dengan Rasul selagi masih ada di dunia—melalui mimpi, tidak lain (hanya) karena ia memuliakan makhluk Allah yang lainnya.
Bahkan, ia dinyatakan sebagai orang yang lebih mulia dibandingkan Ka’bah. Bagaimana dengan kita (yang kadang) lupa untuk menghormati hak-hak orang lain? Membuka aib (kejelekan) mereka dengan mudah seolah (tanpa) dosa, dan seolah kita sendiri tanpa cela. Atau, bagaimana dengan orang-orang yang menyakiti hati manusia?
Bukankah, hanya dengan memuliakan makhluk-Nya, kita akan dimuliakan-Nya? Lantas, apakah kita (masih) pantas untuk berjumpa dengan Rasul, dan menjadi tamu-Nya yang lebih mulia dari Ka’bah itu sendiri? Apakah kita (masih) pantas dimuliakan Allah, jika kita sendiri tidak memuliakan makhluk-Nya?
Fariduddin Aththar berkisah tentang Bisyr ibnu al Harits al Hafi. Ia merupakan seorang sufi yang lahir di dekat Merv pada 150 H/767 M.
Konon, awal perpindahannya di jalan sufi berawal dari kisah hidupnya yang hedonis. Namun, ketika hidayah datang padanya, segera saja ia mengusaikan pendidikan formalnya di Baghdad, dan kemudian memilih hidup prihatin untuk mengabdikan seluruh waktunya pada masyarakat sekitar.
Bisyr termasuk salah seorang sufi yang dikagumi Ahmad ibn Hanbal dan dihormati Khalifah al Ma’mun.


Mustolah Hadits (macam macam Hadits)


Malas belajar karna ketinggalan pelajaran…??? Nih gays gue kasih catetan gue waktu saiya mts…jangan khawatir deh pokoknya..meskipun ngga lengkap tapi bermanfaat untuk semua orang di seluruh dunia…
1.       Hadist Shohih                    : hadist ingkang sanatipun saget itisol  ingkang mboten cacat ingkang rawinipun tiang adil saget melonggeri pelonggeri, mentanggung jawapake lan ngukil.
2.       Hadist Khasan                    : hadist ingkang sanatipun saget itisol  nanging rowinipun sak ngandapipun Hadist Shohih.
3.       Hadist Dhoif                       : hading ingkang boten shohih kados hadist mudhorik mahklud, munkar, maudu’.
4.       Hadist Marfuk                   : hadist ingkang nutur dedahuan utawi tindak lampah, utawi sifat ingkang dipun isnadaki dateng kanjeng nabi.
5.       Hadist Maqtuk                  : hadist ingkang nutur dedahuan utawi tindak lampah, utawi sifat ingkang dipun isnadaki dating tabi’in.
6.       Hadist  Musnad                 : hadist ingkang saget dumungi isnadipun sangking rawinipun sahinggo dumugi kanjeng nabi.
7.       Hadist Muttasil                  : hadist ingkang sanadipun pinanggih (ketemu) kanti simak (mireng) tegese saben-saben rowi dating wou hadist, sehinggo tumeko dating kanjeng nabi.
8.       Hadist Musalasal              : hadist ingkang mawi nyebut sifat-sifatipunrawinipun hadist.
9.       Hadist Aziz                          : hadist ingkang ngeriwayataki kalih utawi tigo rowahu Sayhoni wabnu Umar.
10.   Hadist Mashur                   : hadist ingkang ngeriwayataki melebihisaking tigo, rowahu Sayhoni wabnu Umar watTurmudi.
11.   Hadist Muanan                 : hadist ingkang dipun riwayataki nganggi “an” , bola bali عن سعىد عن كرم
12.   Hadist Mubham                                : hading ingkang rowinipun boten dipun sebut, anrojulin (saking wong lanang) animroaatin (sakig won wadon).
13.   Hadist Ali                             : hadinst ingkang ngurutanipun hadist dumugi kanjeng nabi let sekedik.
14.   Hadist An Nazil                  : hadist ingkang urut-urutanipun hadist dumugi kanjeng nabi let katah.
15.   Hadist Maukuf                  : hadist ingkang nutur dedahuan utawi tindak lampah utawi sifat ingkang dipun isnadaki dating sahabat.
16.   Hadist Mursal                    : hadist ingkang dipun riwayataki dining tiang ingkang gugur nami sohabatipun, sebab naliko kangjeng nabi taksih yuswo dereng masok islam.
17.   Hadist Ghorib                    : hadist ingkang riwayataki naming rowi setunggal.
18.   Hadist Mungqotikul        : hadist ingkang isnadipun boten saget muttasil dating kanjeng nabi.
19.   Hadist Mu’dhol                 : hadist ingkang dipun gugurakisaking sanadipun tiang kalih.
20.       Hadist Mudallas awal  : teranten taseh alitipun Syeh utawi boten adilipun Syeh, sehinggo riwayatipun dipun kandelake.
    Hadist Mudallas 2         : senajan rowinipun boten alit lan boten apes nanging Syeh wou dipun sebat-sebat (tutur) mawi sifat-sifat ingkang sebatan mouboten dipun kenal.
21.   Hadist Sad                           : hadist ingkang dipun sulayani ahli hadist ingdalem kepercayaanipun dateng sanadipun utawi matanipun .
22.   Hadist Maglub awal         : gentosi rowi kalayan rowi sanesipun.
Hadist Maglub 2                : gentosi tetembungane hadist kalayan tetembungan sanesipun.
23.   Hadist Fardu                       : hadist ingkang mawidipun koyidi kelayan kepercayaanipun rowi setunggal.
24.   Hadist Mualal                     : hadist surem utawi samar tegesipun cacat saking keteranganipun rowi. Koyo ; روهو تورمودي عن عؤعن مسل
25.   Hadist Mudtorib               : hadist ingkang pasulayan sanadipun hadist utawi kalimatipun hadist.
26.   Hadist Mudrojad              : hadist ingkang rowinipun tambah naning wonten ing tengah-tengahipun utawi akhiripun cacak.
27.   Hadist Mudabbats           : hadist ingkang dipun riwayataki dining rowi saking tiang ingkang tunggal mongso (siti aisyah abi gurairoh)
28.   Hadist Muttafik                 :  hadist ingkang cocok lafalipun lan tulisanipun.
29.   Hadist Muftarik                 : hading ingkang boten cocok lafad lan tulisanipun.